
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) secara resmi memperkenalkan Indonesia Game Rating System (IGRS) dalam acara IGDX 2025 yang digelar di Bali. Upaya ini bertujuan untuk memberikan klasifikasi usia pada game, sekaligus menjaga keseimbangan antara perkembangan industri game dan perlindungan terhadap gamer, khususnya anak-anak.
Mengapa IGRS Diperlukan?
Menurut Menteri Komdigi, Meutya Hafid, aturan ini dibuat agar industri game nasional tumbuh dengan sehat, namun tetap memperhatikan aspek nilai moral dan keamanan. Ia menegaskan bahwa sistem rating ini “untuk meningkatkan, melindungi industri game, dan juga melindungi para gamers terutama anak-anak.”
Lebih lanjut, aturan ini akan mulai diberlakukan pada tahun 2026, di mana semua game yang beroperasi di Indonesia harus memiliki label usia seperti 3+, 7+, 13+, 15+, dan 18+.
Sanksi & Penegakan
Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah, menyebutkan ada dua langkah tindakan bila game tidak mematuhi aturan IGRS. Pertama, developer harus memperbaiki rating agar sesuai konten. Kedua, game berpotensi diturunkan (take-down) bila terus melanggar.
Abdullah menekankan bahwa pemerintah akan secara berkala memeriksa kecocokan antara isi game dan rating yang diberikan. Bila ditemukan elemen terlarang seperti konten pornografi atau perjudian, game bisa diblokir total.
Perlindungan Anak & Nilai Lokal
Peluncuran IGRS ini juga selaras dengan upaya regulasi lain, seperti PP Tunas (Perlindungan Anak dalam sistem digital). Pemerintah ingin memastikan bahwa anak-anak tidak terekspos pada konten yang tidak layak berdasarkan usia mereka.
Dalam sambutannya, Meutya menyatakan bahwa sistem ini bukanlah hambatan untuk developer, melainkan jembatan agar game Indonesia lebih dihargai dan bertanggung jawab saat memasuki pasar global.
Tantangan & Harapan ke Depan
- Bagaimana cara Komdigi mengawasi ribuan game, terutama yang berbasis konten user-generated?
- Apakah developer kecil bisa mengikuti proses rating ini tanpa beban besar?
- Akan menjadi ujian nyata ketika rating ini diuji di pasar internasional dan game luar negeri yang masuk ke pasar Indonesia.
Meski tantangan besar, penerapan IGRS bisa menjadi tonggak penting: menggabungkan kemajuan industri dengan tanggung jawab sosial. Bila berhasil, Indonesia menjadi salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki sistem rating game nasional yang formal dan terstruktur.